Sabtu, 09 Februari 2013

Jembatan Persepsi

Suatu hari, seorang anak lima tahun naik ke atas meja dan menjatuhkan sebuah guci besar di samping meja itu. Guci itu adalah guci kesayangan ibunya, guci yang sangat mahal dari timur tengah, pemberian dari suaminya yang tak lain adalah ayah anak itu. Kemudian ibunya marah besar melihat guci kesayangannya yang sudah pecah berkeping-keping! Kemarahannya pun bertambah dua kali lipat ketika melihat anak nakal itu bermain di atas meja yang berbahaya. Dilucutinya baju anak itu, kemudian dipecutkan sapu lidi di punggungnya hingga membekas merah. Masih kurang puas, ibunya membawanya ke kamar mandi dan menceburkan anak itu di bak mandi yang airnya setinggi leher anak itu. Memang tidak tenggelam, tapi bayangkan betapa perih punggungnya yang merah-merah hingga dia menangis kesakitan. Tidak ada kata-kata apapun yang keluar dari mulut anak kecil itu kecuali hanya jerit kesakitan. 
"Diam! Dasar anak nakal yang tidak tau diri!" bentak Ibunya.
Plak! Seketika itu, tangisnya berhenti dengan nafas yang tersengal-sengal.

Apa yang terjadi?

Coba kita lihat apa yang terjadi. Anak tersebut adalah anak yang cerdas, penuh imajinasi dan sangat mencintai ibu dan ayahnya. Dia senang menggambar dengan sekotak pensil warna yang dibelikan ibunya dua hari lalu. Pada hari itu, dia telah menggambar keadaan keluarganya yang sangat dia banggakan. Dia menggambar Ayahnya yang mengenakan jas, dan tentu ibunya yang berambut panjang mengenakan pakaian merah muda, warna yang paling disukai ibunya. Lalu menggambar dirinya bergandeng tangan diantara ayah ibunya seraya melompat kegirangan. Tak lupa dia gambarkan simbol hati merah di atas mereka dan latar hijau yang menyejukkan. Benar-benar dia sungguh-sungguh ingin menggambar keluarga yang sangat dia cintai, sebagai ungkapan syukur atas nikmat yang dia dapatkan.

Dia ingin mempersembahkan gambar itu kepada ibunya sebagai rasa terima kasih telah memberinya hadiah sekotak pensil. Dia pun ingin menempelkannya di tembok menggunakan lem perekat dan berharap bisa menjadi sesuatu yang mengejutkan untuk ibunya. :)

Dia ingin menempelkannya di tembok yang agak tinggi supaya bisa langsung terlihat jika ibunya lewat dari arah dapur. Tetapi, badannya yang masih mungil membuatnya berpikir untuk naik ke atas meja setinggi kepalanya. Di depan meja itu ada kursi yang bisa dia panjat sebelum naik ke meja. Sebelum dia sampai ke atas meja, kakinya tergelincir. Beruntung si anak tidak jatuh. Tetapi nahas, ketika kakinya tergelincir, saat itu tubuhnya terkejut, dan kakinya menghentak ke arah guci besar yang berdiri di samping meja itu. Guci itu roboh dan jatuh berkeping-keping. Ibunya datang mendengar suara pecahan guci gemerincing dan melihat anak itu di atas meja. Seketika, ibu itu mengambil sapu lidi dan memarahinya habis-habisan. Tidak ada kata, tidak ada penjelasan yang keluar dari mulut anak itu. Pikirannya kacau mendengar bentakan dari ibunya. Mulutnya bergetar seolah-olah ingin mengeluarkan satu kata, tapi terpendam karena kalah cepat dengan omelan ibunya. Pikiran anak kecil yang kacau, membuat anak itu melupakan satu-satunya kata yang percuma jika diucapkan, yaitu kata “maaf....” Satu hal yang bisa ia lakukan adalah menangis sekencang-kencangnya dan menerima kesalahan yang tidak dia sengaja. Tapi semakin keras menangis, semakin keras pukulan sapu lidi yang ia terima. Kerasnya tangisan ini, membuat ibunya geregetan. Lalu anak itu diceburkan ke dalam bak mandi, berharap tangisannya usai. Tapi tangisannya malah semakin kencang. Tangisan ini bukan lagi karena pikirannya yang kacau, tapi karena perasaan hatinya yang terluka. Hatinya telah sakit dan menyeruak dendam yang diteriakkan lewat tangis yang semakin kencang dan semakin kencang bila semakin dendam. Dan akhirnya, ketegangan ini berakhir dengan sebuah tamparan keras yang mendarat di pipinya. Seketika itu tangisnya berhenti! Membuat semua dendamnya tertahan sesak di dada, dan menyebabkan nafasnya tersengal-sengal.

Coba kita renungkan sedikit dari cerita di atas. Barangkali kita pernah mengalaminya, baik sebagai seorang anak atau sebagai orang tua. Seorang anak, kadang tidak sengaja melakukan sesuatu yang tidak disukai orang tuanya. Tapi itulah anak, seakan-akan mempunyai dunia dan kesenangannya sendiri, yang mungkin tidak dimengerti oleh orang dewasa seperti:

Membahayakan diri di atas meja,
mencorat-coret tembok,
merusak piring dan ember,
mengotori diri di lumpur,
membuat tembok kamar mandi basah,
dan lain sebagainya.

Hei! Halooooo! Itu akan kita anggap sebagai “ULAH ANAK NAKAL” jika kita melihatnya selalu dari kacamata negatif. Tapi lihat fakta-fakta dan tanyakan dulu apa yang ia lakukan. Mungkin ada cerita yang tidak kita mengerti dibalik imajinasinya yang spektakuler.

Membahayakan diri di atas meja = Mengekspresikan diri di atas meja.

Ya mungkin seperti halnya cerita di atas, atau sebenarnya dia sedang terobsesi menjadi seorang penyanyi panggung yang terkenal setelah dia menonton konser Agnes, maybe... atau ingin jadi seperti boy band Suju, mabye... Sehingga meja dia anggap sebagai panggungnya?

Kita menganggapnya itu tindakan berbahaya dan bodoh, tapi baginya itu sangat amazing. Sebaliknya, kalau kita melarang anak-anak melakukan itu, mungkin anak-anak akan menganggap tindakan kitalah yang sebenarnya bodoh dan tidak mengerti bahwa itu sangat keren.

Dengan kacamata positif akan membuat kita melihat itu bukan untuk membahayakan diri di atas meja tapi mengekspresikan diri di atas meja.

Mencorat-coret tembok = Menuangkan imajinasi di tembok.

Ini sering terjadi pada anak siapa pun. Mencoret-coret tembok hampir dilakukan semua anak di dunia ini. Namun, sebenarnya ini bukan mencorat-coret tembok, tapi menuangkan imajinasi di tembok. Saya sendiri pun pernah, bahkan diceritakan oleh orang tua saya kalau saya pernah menggambar kereta bersambung-sambung sangaaaat panjang di sekeliling tembok ruang tamu. So, jangan punya anak kalau tembok anda tidak mau dicoret-coret atau jangan punya tembok kalau tembok anda tidak mau dicoret-coret anak anda.

Merusak piring dan ember = mungkin... terobsesi seorang bintang pemain drum:

Ya barangkali anak anda telah melihat seorang drumer lalu terobsesi menjadi seperti itu. Kemudian dia ambil piring yang seperti symbal, dia ambil ember seperti drum atau bass dan mulai memainkannya. Mungkin kita pikir itu tindakan merusak, tapi dia pikir itu hebat, dan tentu kalau kita melarangnya, dia mungkin ingin mengungkapkan,
“Ayah, ini kan sangat hebat! Kenapa Ayah melarang? Ayah ini merusak waktu ku saja!” Nah lho?

Mengotori diri di lumpur = seni yang menakjubkan.

Mungkin baginya, bermain lumpur sama halnya sedang menciptkan seni yang menakjubkan. Dia bisa membuat apa saja dari lumpur: membuat bola, membuat rumah-rumahan, membuat rupa binatang dan masih banyak imajinasi anak yang tidak kita tahu. Itulah seni, kadang kotor tapi menakjubkan.

Membuat tembok kamar mandi basah = mungkin... sedang berperang degan cicak atau semut yang sedang jalan-jalan di tembok kamar mandi (terobsesi film Rambo atau Die Hard)

Hahahahaha... Kalau anda mendapati anak anda telah membuat basah tembok di kamar mandi. Jangan Kaget! Mungkin dia sedang terobsesi film Rambo dan berperang dengan cicak atau semut dengan menggunakan amunisi air.

So, tidak ada yang patut kita persalahkan pada imajinasi anak-anak seperti contoh di atas. Mungkin anak anda akan lebih ekstrim lagi melakukan hal-hal yang lebih membahayakan daripada itu. Mungkin anak anda jauh lebih menakjubkan daripada itu. Pandangan yang negatif akan menganggap itu sebagai “ULAN ANAK NAKAL”, tetapi kalau kita melihat dari persepsi positif, itu akan terlihat sebagai “EKSPRESI ANAK MENAKJUBKAN”. Yang perlu dilakukan adalah segera mengarahkannya saja supaya imajinasinya tidak sia-sia dan tidak membahayakan.

Bagi saya, perilaku-perilaku demikian haruslah kita syukuri. Itu adalah petunjuk Tuhan atas talenta yang sedang dia gemari, dimana dia sedang menunjukkan passionnya. Kalau dia bermain di atas meja karena obsesi bernyanyi, tidak ada salahnya kita mengajari dia menyanyi dan berusaha membuat dia bernyanyi di panggung sebenarnya. Kalau dia menggambar di tembok, hargai hasil karyanya dan belikan dia papan tulis. Atau, kalau ingin mudah, biarkan saja dia menggambar di tembok, tapi di tembok tertentu, misalnya hanya boleh di tembok kamarnya. Dia akan senang dan tanpa beban melakukannya, sehingga imajinasinya pun akan berkembang menjadi semakin hebat! :D

Kalau boleh jujur sih, sebenarnya contoh-contoh di atas, adalah kelakuan saya pribadi yang masih saya ingat sampai sekarang, mungkin yang terlupakan juga sangat banyak. Wkwkwkwk. Jadi malu.... Bagaimana tanggapan orang tua saya? Beruntung orang tua saya tidak pernah melarang, hanya keheranan saja dan mengarahkan saya supaya melakukannya dengan cara yang lebih baik.

Waktu kecil, saya disarankan menggambar di tembok depan rumah, yang tak lain adalah tembok gereja. Temboknya besar, dan lapang. Jadi ya tidak akan ada yang marah kalau saya menggambar di sana.

Saat ketahuan berekspresi di atas meja, lalu orang tua saya menggiring saya supaya bisa bernyanyi dan berkekspresi di pentas RW. Dan itu pun benar-benar terjadi bersama sahabat, depan rumah saya, yang bernama Insan. Dulu kita mentas bahkan di panggung kelurahan. Tapi bakat saya bukan menyanyi atau bermain drum, Insan itu yang menyanyi, saya keyboardisnya. Hehe.

Saya juga punya drum di rumah karena saya pun juga suka nge-band. Tapi minat saya ternyata bukan bermain drum, tapi bermain piano/keyboard. Jadi, drumnya tetap ada dan dilengkapi dengan alat-alat band lain sehingga menjadi sebuah studio. Hehe.

Kalau soal bermain air di kamar mandi... Ketika saya selesai mandi, orang tua saya kemudian melihat kondisi kamar mandi dengan sangat keheranan dan pasti ditanyai. Dan kalau ditanya, ya... saya cuma diam entah mau bilang apa. Saya berpikir, pasti mereka tidak mengerti.

Kalau tentang bermain lumpur..., itu sih sudah biasa dan pastinya tidak dimarahi. Kan pakai sabun life****.  TIDAK TAKUT KOTOR. #eh..

Ya, intinya... Kegiatan anak itu amazing kalau kita mengetahuinya dari kacamata yang positif. Itulah anak, seakan-akan mempunyai dunia dan kesenangannya sendiri, yang mungkin tidak dimengerti oleh orang dewasa. Dan apakah anda pernah berpikir, barangkali anak-anak juga tidak mengerti apa yang dipikiran orang dewasa? Dalam benaknya, mungkin mereka berpikir 
“Apa sih kok nglarang-nglarang? Ini kan keren...”
Saya sendiri belum punya anak, ya memang belum menikah lha wong saya masih umur 22 tahun waktu menulis ini. Tapi saya berharap, semoga saya pribadi tidak lupa dengan apa yang saya pahami dan saya tulis ini ketika nanti saya sudah punya keturunan. Begitu juga anda yang membaca tulisan ini, baik yang sudah bertelur, akan bertelur, maupun yang baru berencana membuat telur. #ups

Dari cerita ibu dan anak di awal tulisan ini kita bisa memetik sebuah pelajaran. Sebenarnya anak itu sangat mencintai ibunya, bahkan berniat mewujudkan cinta itu melalui sebuah gambar. Tapi, ada kejadian yang tidak sengaja terjadi. Sang ibu pun terlalu terburu-buru menyalahkannya. Dia tidak sadar telah membunuh telenta anak itu dan telah mengubah rasa cinta menjadi dendam. Ibu tersebut  sangat tidak sadar, betapa berharganya talenta anak itu dibandingkan gucinya. Bahkan pasti sang anak merasa ibunya lebih mencintai guci itu daripada dirinya. Ntah kemudian apakah sang ibu tau maksud sebenarnya dari anak itu. Tapi yang jelas, anak itu tidak akan berani lagi mengungkapkan perasaan cinta yang sebenarnya. Gambar itu akan sia-sia baginya dan dia akan benar-benar kecewa dengan talenta yang dimiliknya.

Jika ibu itu melihat gambarnya, lalu menanyakan maksud anak itu, pasti dia akan menyesal dan merasa sangat bersalah setelah mendengar penjelasan anaknya. Dan tentu, ibu yang bertanggung jawab akan melakukan apapun supaya kepercayaan diri anaknya pulih.

Tetapi bayangkan! Jika Tuhan berkehendak untuk tidak memberi tahu ibu itu, maka sang ibu pun tidak akan tau bahwa sebenarnya anak itu sangat mencintainya. Sampai kapanpun tidak akan pernah tau! Dia hanya berpikir bahwa anak itu sangat nakal dan membawa petaka. Ibu tersebut sama halnya seperti seorang pembunuh! Bahkan lebih kejam dari pembunuh, karena kalau orang membunuh, yang dibunuh itu langsung tewas dan tidak merasakan apa-apa. Tapi kalau kita berbuat demikian pada anak-anak, maka pembunuhan itu sangat menyiksa dan akan dikenang sampai anak itu mati. Itu namanya pembunuhan karakter!

Hargailah talenta anak-anak, walaupun terlihat menjengkelkan. Jika seorang anak melakukan kesalahan, jangan terburu-buru menghakimi, tapi tanyakan dulu apa maksudnya.
 "Ada jurang pemisah antara anak dan orang dewasa yang membuat perbedaan persepsi diantara keduanya. Tidak hanya antara anak dan orang dewasa, antar anak-anak, antar remaja, dan antar orang dewasa pun sering terjadi kesalahan persepsi. Kita hanya perlu bersabar dalam membangun jembatan persepsi yang bisa membuat kita saling mengerti satu sama lain." -Rodez-
So, kalau dari kita ada yang berbuat salah. Jangan marah dulu, tapi pikirkan dulu, tanyakan maksudnya, baru dihakimi... Sepakat?

SMANGAD!
Ditulis pada 9 Feb 2013 18:00. Malam ketika mendung menyelimuti hati.

Rabu, 06 Februari 2013

Who is My Girlfriend?

 Yes, that’s the simple question, but when I want to describe her, it will be the unlimited talk in my life. But here, I will do my best to give it the answer just in the simple note. Everyone read it, my wish is you will be understand that I'M THE LUCKY MAN.

So I will start to talk about her dream. In the whole of this answer, I just wanna use the simple lovely language: Indonesia.

Oke, secara sederhana: dia tidak mempunyai mimpi yang pasti :p. Dia ingin menjadi dokter gigi yang baik, dia ingin menjadi kepala rumah sakit, dia ingin menjadi pengusaha seperti Pak Chairul Tanjung (CT), belaiu pemilik Trans Corp dan Carrefour, yang awalnya juga seorang lulusan kedokteran gigi UI. Ketiga cita-cita itu yang sering aku dengarkan darinya. Tentu saja, tidak lepas mimpi untuk menjadi istriku nanti. Hehehe. Tapi satu hal yang aku simpulkan dari cita-citanya: jelas dia ingin menjadi orang besar, yang berguna bagi negeri ini nanti. 

Dari cita-citanya itu, kali ini aku mau menjabarkan apakah potensi dia cocok dengan cita-citanya itu. Aku akan memandang itu dari sisi kondisinya sekarang,  sebenarnya dia berada di jalur yang benar atau tidak dalam menyandang cita-cita itu. Kalau ya, ya lanjutkan saja tapi kalau tidak ya berharap dia bisa memperbaiki banyak hal untuk mengejar cita-citanya itu.

Ada satu issue/noise yang mungkin mengganjal di hatinya. Layaknya setiap manusia di bumi, dalam mengarungi jalan menuju cita-cita, kadang banyak orang yang mencibir atau ya bisa dibilang agak.... agak mengejek, atau kalau dibesar-besarkan dengan bahasa yang besar bisa berarti “menghina”. Hehe

Tidak sedikit orang yang memberinya cap : TELMI (telat mikir). Dalam sebuah obrolan, kadang diantara teman-temanya hanya dia yang kurang mengerti apa yang sedang diobrolkan. Ya itu menurut pengakuan teman-temannya. Bukan kah begitu, teman-teman? Hehe

Tapi ada fakta lain yang tidak mendukung ejekan tersebut, yang meruntuhkan cap TELMI yang diberikan teman-temannya. Let’s see beberapa bukti yang mencengangkan.

Coba ingat track recordnya di sekolah.  Sewaktu SMA, ingat berapa ranking NEM orang yang TELMI seperti dia? 200? 100? 50? Tidak! Salah semua. Dia ranking 5 dari sekitar 300 siswa di se-SMA ku pada jurusan Ilmu Alam (atau biasa disebut IPA). Bahkan kelima NEM tertinggi di SMA ku itu kabarnya adalah menjadi kelima besar tertinggi se-Kabupaten Lumajang. o.O

Mungkin banyak yang menyangkal, “Ah, itu kan UAN yang bisa dicurangi. Bisa SMS saat ujian, bisa contek-contekan, dan lain sebagainya.” Nah, tapi kenapa kalaulah memang seperti itu, pastinya orang-orang yang tidak TELMI bisa lebih baik rankingnya daripada dia. Lha wong kesempatan yang diberikan juga sama. Kalaupun karena keberuntungan, pasti cuma faktor kecil saja. Coba pikir, dalam waktu sekitar 1,5 jam dengan soal 60-an, dan diawasi oleh dua orang pengawas dalam satu ruang, hanya orang yang bertindak cepat dan tepat yang bisa memanfaatkan situasi demikian. Artinya hanya orang yang TIDAK TELMI yang bisa memanfaatkan peluang yang ada. Kecepatan berpikir harus diutamakan dalam sistem contek-mencontek. Ketika pengawas lengah, harus cepat memikirkan inisiatif entah itu merogoh HP, lalu cepat-cepat ketik SMS, cepat-cepat menulis jawaban di kertas dan cepat-cepat melemparkannya ke teman sebelah. Semua tindakan harus cepat dan tepat. Lantas, kalau orang TELMI, apa bisa melakukan demikian? So, pertanyaannya : Sebenarnya dia TIDAK TELMI atau dia tidak melakukan contek-mencontek? Apa dia TELMI tapi pinter? Apa dia...... Semua pertanyaan, jawabannya adalah “mungkin saja”.

Oke, baiklah... Kita hanya ingin membuktikan apakah dia TELMI atau TIDAK TELMI. Aku tidak membahas apakah dia pintar, atau dia mencontek, dan lain-lain. It’s just about TELMI or NOT TELMI.

Dia tergolong orang yang santai, suka bermain, dan tidak terlalu berpikir serius tentang pelajaran-pelajaran di sekolah atau diperkuliahannya. Tapi yang paling aneh kuamati adalah: dia santai tapi semuanya beres. “SLOW BUT SURE.”

Kembali lagi ke permasalahan UAN, dia termasuk orang yang enjoy dan santai, banyak main dengan teman-temannya, tapi pas UAN kok dia bisa ranking segitu?
Ada dua kemungkinan, dia memang cerdas  atau dia mengejar ketertinggalan pelajarannya pada saat menjelang UAN. Dalam mengejar ketertinggalan pelajaran, tentu upaya ini tidak cocok untuk orang-orang TELMI. UAN itu mencakup semua materi dari kelas 1 sampai kelas 3, tentu butuh kecepatan pola pikir dalam menyerap pelajaran sebanyak itu. Hanya orang CEPMI (cepat mikir) yang menggandrungi metode ini. Kalau memang benar dia mengejar ketinggalan, maka istilah TELMI itu pantang melekat pada dirinya. Tapi kalau tidak, berarti memang dia benar-benar cerdas. Dia santai dalam belajar, seakan-akan tidak peduli atau tidak memperhatikan, tapi sebenarnya otaknya sedang bekerja lebih dari yang orang lain tau. Kalau demikian, berarti beruntunglah daku punya pacar yang cerdas. Right? Hehehehe. Atau malah kedua-duanya: CEPMI dan CERDAS! :D

Yang jelas, ada fakta lain yang lebih mencengangkan. Ternyata dia lulus sidang Sarjana Kedokteran Gigi tepat pada waktunya. Bahkan tergolong tidak molor sedikitpun. Ya, hanya sedikit terhambat karena salah satu dosen pembimbingnya telat ngoreksi, sering mengulur-ulur waktu mengoreksi dan semacamnya. Itu cobaan kecil, Girl... Selebihnya hanya orang cekatan, yang bisa lulus tepat waktu. Informasi tentang TANGGAL harus mengumpulkan skripsi akan berimbas padanya untuk memikirkan proses-proses sebelum itu. Misalnya, kapan harus memulai menyusun proposal, kapan harus membuat ekstrak tanaman, kapan harus melakukan pengujian, kapan harus revisi dan masih banyak lagi. Kalau bicara soal “kapan”, lagi lagi bicara tentang waktu. Perlu langkah-langkah taktis yang harus direncanakan untuk melakukan tindakan efektif dan efisien terhadap waktu. Ketepatan dan kecepatan dalam memutuskan sangat diutamakan. Tentu ini sulit dilakukan oleh orang yang dijuluki TELMI. Tidak hanya rencana, dalam eksekusi rencana pun perlu cekatan dan tepat. Tapi toh ternyata dia sangat mudah melakukannya. Wow! Dari ini saja cukup membuktikan bahwa It’s absolutely that she is NOT TELMI.

Melihat sedikit kebelakang lagi, ternyata dia beberapa kali (kalau tidak salah setiap semester) menerima beasiswa. Kalau anda tau, mengurus beasiswa itu rumitnya minta ampun. Banyak syarat yang harus dipenuhi, administrasi yang butuh diurusi, dan deadline yang harus dikejar. Sungguh kagum ambo ni liat dia dapat beasiswa yang dia urusi sendiri. :D

Itu beberapa penjelasan yang baru bisa saya tulis. Mau lagi? Aku rasa segitu saja cukup karena kalau ditulis bisa jadi buku hanya untuk sekedar membuktikan dia TELMI or NOT-TELMI. So, terserah anda yang menilai apakah dia TELMI or NOT-TELMI, dan aku hanya cukup memberi penjelasan berdasarkan persepsiku saja.

Lantas kenapa dalam sebuah obrolan, kadang diantara teman-temanya hanya dia yang kurang mengerti apa yang sedang diobrolkan. Menurutku, itu terjadi karena banyak faktor. Bisa jadi karena dia sedang mengantuk (karena memang dia cepat mengantuk, maklum orang bergolongan darah B), bisa juga karena sedang memikirkan hal lain, memikirkan cita-citanya, memikirkan jualannya, memikirkan harus ngapain setelah ini, atau mungkin sedang melamuni gueeh... (Maklum kita kan LDR-an jadi banyak nglamun gitooo). Ya kan?

Ketauilah My Girl, menurutku “DIRIMU ADALAH ORANG YANG CERDAS DAN CEKATAN DALAM BERPIKIR DAN BERTINDAK, TENTU TIDAK TELMI. I’M VERY PROUD TO HAVE YOU.”

Eits... belum kelar...  coba lihat ke atas lagi. Ini baru intro-nya saja. Ini baru intro yang menjelaskan bahwa potensi dia adalah Cerdas dan cekatan dalam berpikir dan bertindak. Itu jelas sangat mendukung dalam apapun cita-cita seseorang.

Pertanyaannya lebih ku spesifikkan, yaitu: Apakah dia orang dengan tipe yang benar untuk meraih cita-citanya sebagai dokter gigi yang baik dan terkenal, kepala rumah sakit atau pengusaha seperti Pak Chairul Tanjung?

Oke coba lihat potensi apa yang ada pada dirinya saat ini. Aku akan menjelaskan fakta-fakta tentang potensi dia:

Fakta pertama:  
Taukah anda saat aku datang kerumahnya, dia menyambutku dari dalam rumahnya ke arah pintu masuk dengan BERLARI?

Ya itulah ciri khas yang belum pernah aku lihat dari wanita lain. Ketika dia menyambutku, dia menuju ke arah ku (pintu masuk) dengan berlari, seakan-akan ada seorang presiden, pangeran atau Pak POS yang datang membawa kiriman hadiah undian. Lalu membuka pintu dan tersenyum geli sambil mengangkat kedua pundaknya seperti anak kecil. hahahaha. Tidak seperti pada umumnya, semua cewek yang pernah aku dekati atau pernah ku pacari, mereka berjalan dengan santai kalau aku datang. Ada juga yang gak keluar-keluar, mungkin masih merapikan rambutnya atau bajunya.  
Emang anda kira itu keren heh??? Dandan dulu sedangkan kau biarkan pacarmu berdiri cengar-cengir di depan pintu rumahmu heh??? Buat yang membaca tulisan ini, aku harap rubahlah sikap anda jika masih begitu heh... Kalau mau berdandan ya jauh-jauh waktu sebelum pacarmu datang heh...
Faktanya, cowok itu lebih senang melihat dandanan alami atau natural anda daripada harus menunggu anda berdandan. Ya gak?
Ya... Begitulah dia. Aku suka disaat dia semakin kencang larinya. Dia mungkin tidak berpikir dandanannya rapi atau tidak, atau memang sudah siap sebelumnya, yang jelas dia menyambutku segera saat aku datang. Itu sangat mengesankan. Tapi Sayang sekali, beberapa bulan ini aku tidak pulang, aku jadi kangen momen-momen seperti ini. T.T #hiks

Jika pacar anda seperti dia, pesanku singkat : maka jangan pernah sia-siakan! :D

Lalu apa hubungannya dengan potensinya? Ya berhubungan sekali. Sebagai seorang dokter, sikap ini sangat dibutuhkan dong. Aku membayangkan, bila suatu saat dia menjadi seorang dokter, ketika ada pasien datang dalam keadaan darurat maupun tidak darurat, dia akan berlari ke arah pasien itu lalu segera memeriksa keadaannya dan segera menolongnya. Coba bayangkan kalau ada dokter di suatu rumah sakit seperti itu, itu sangat menawan! Pasien akan merasa sangat diperhatikan, sangat merasa diutamakan (bahasa jawa: dinggatekno) dan tentu saja keluarga pasien akan lebih baik perasaannya. Coba semua dokter di Indonesia seperti itu, pasti Indonesia akan dicap sebagai negara yang dokternya paling tanggap dan paling nggatekno sedunia. Tapi mungkin akan ada yang menyangkal, “Wah gak bisa gitu dong, dokter itu harus rileks dalam segala situasi. Kalau harus dipaksa berlari, nanti nafasnya jadi kacau dan menimbulkan kepanikan. Kalu begitu, nanti pikirannya jadi kacau pula lalu salah dalam menangani pasien!”

Jawabannya mudah: Seorang tentara, seorang polisi, bahkan seorang dokter haruslah siap menghadapi situasi panik. Kalau tidak siap ya jangan menjadi tentara, polisi atau dokter. Betul tak? Lalu, siapa yang memaksa berlari? Tidak ada yang memaksa untuk berlari. Pada si do’i, sikap itu tumbuh alami dalam dirinya. Dan tentu saja, jika seorang dokter cerdas dan selalu cekatan, maka sepanik apapun tidak akan mejadi masalah. Itu ada dalam dirinya dan dalam hal ini, potensi dia memang mendukung dalam meraih cita-cita itu.

Lebih dari itu, sebenarnya sifat larinya itu menggambarkan bahwa dia perhatian pada orang lain. Ini syarat wajib bagi dokter, kepala rumah sakit maupun pengusaha. Bagi dokter dan kepala rumah sakit mungkin sudah jelas maksudnya. Bagi seorang pengusaha, perhatian kepada semasa itu wajib diperlukan. Dengan konsumernya, dengan suppliernya, dengan rekannya, maupun dengan pengusaha lain. Membangun jaringan dan pertemanan membutuhkan sifat perhatian yang sungguh-sungguh. Dan tidak dapat dipungkiri, jika sifat ini benar-benar ada pada dirinya secara alami.

Fakta Kedua:
Taukah anda bahwa dia seorang yag ceria, bisa menyembunyikan luka dibalik senyumnya bahkan dia adalah penggila EMOTICON SMILEY?

Bantalnya, headsetnya, tasnya, bajunya, sprei kasurnya, gantungan kunci, dan masih banyak lagi barang-barang miliknya yang bergambar EMOTICON SMILEY warna kuning seperti ini:


Ya, apa yang orang sukai menggambarkan kepribadiannya. Kalau suka Chelsea warna biru, dari segi warna, warna biru melambangkan orang yang punya gairah seks tinggi. Kalau suka Barcelona (kayak gue :p), mungkin orang itu adalah tipe-tipe orang yang taktis seperti permainan tiki-taka :p. Kalau suka Doraemon misalnya, mugkin orang itu tipe-tipe orang yang suka bermimpi, menghayal atau semacamnya.

Nah, si Do’i sendiri memang orang yang ceria, enerjik, dan boleh dikatakan suka mringis-mringis. Hehehehe. Pantas saja dia suka EMOTICON SMILEY yang warnanya kuning. Banyak orang, bahkan aku sendiri, menganggapnya seperti anak kecil. Cara dia menjawab pertanyaan cukup spontan, penuh keceriaan dan semangat. Anda bisa membayangkan dia bagai seorang anak kecil  yang menerima dengan sangat riang ketika anda tawari sebuah permen Lolypop atau Ice Cream Campina.

Kadang dia berlari-lari kecil dalam melangkah. Larian kecil yang berimara kiri-kiri-kanan-kanan-kiri-kiri-kanan-kanan-dst.... Itu menggambarkan betapa ceria hari-harinya, betapa mudahnya dia dapatkan keriangan dalam hidup ini hanya dari melangkah saja. Dia tidak keibu-ibuan dan menurutku itu sangat baik dalam sebuah keluarga. Ibu yang ceria, akan meriangkan hari-hari anak-anaknya bukan? Hehehe. Mau pilih mana? Rani Mukhereje yang feminin atau Anjeli yang riang gembira? Ya... Itu tergantung selera masing-masing, kalau aku lebih memilih Anjeli dong.

Lalu apa hubungannya dengan cita-citanya?
Coba bayangkan bilamana dia menjadi seorang kepala rumah sakit. Dia datang dari arah pintu utama rumah sakit, kemudian menyapa petugas resepsionis dengan senyumnya sambil menanyakan,
“Hai apa kabar? Sudah banyak yang sehat hari ini? Jangan lupa senyum kepada setiap orang yang datang ya...”
Lalu berjalan ke setiap kamar inap untuk menyapa pasien-pasiennya.
“Apa kabar anda? Sudah sembuh? Besok harus pulang ya... :)”
“Apa kabar adik kecil? Sudah makan belum? Jangan lupa makan ya biar lekas sembuh... :)"
Setelah itu perjalanan berlanjut mengunjungi petugas UGD yang telah lembur semalaman dan dengan nada penuh semangat, dia berkata,
“Pak, sudah makan pagi? Kalau belum, nanti saya belikan.”
Kemudian menyapa semua dokter, perawat-perawat, hingga akhirnya dia sampai pada meja kerjanya dan memulai aktifitas yang sebenarnya sebagai kepala rumah sakit.

Dari perjalanannya dari pintu hingga meja kerjanya itu, akan banyak semangat dan senyum yang menyebar setiap pagi pada rumah sakit yang dia pimpin. Petugas resepsionis akan merasa dihargai dan dia tidak akan lupa memberi senyum pada setiap orang yang datang, karena diingatkan langsung oleh pimpinannya. Bagi pasien, akan selalu ada dukungan moral yang dibutuhkan pasien setiap pagi. Dengan bertanya dan memberi nasihat ke pasien, itu akan membangkitkan moral si pasien. Aku ingat dulu ketika aku dirawat di rumah sakit, aku lebih percaya dengan kata-kata dokter daripada dengan ibuku sendiri. Dulu waktu aku tidak enak makan, ibu bilang, “Ayo makan biar cepat sembuh.” Aku pun tidak percaya itu begitu saja, tapi kalau ibu bilang “Ayo makan nak.. Kata dokter, kalau kamu makan, kamu akan cepat sembuh.” Itu jauh lebih meyakinkan karena aku anggap dokter yang bilang begitu. Apalagi jika dokternya sendiri yang berkata langsung ke pasiennya seperti yang kubayangkan saat dia jadi dokter.  Bagi petugas UGD, perhatian pimpinan tentu akan menghapus kelelahannya akibat lembur.

Jika hal ini dilakukan tiap hari, tentu setiap pagi, dokter-dokter, perawat-perawat, seluruh petugas di rumah sakit itu dan seluruh pasien akan merasakan sensasi yang luar biasa hanya dari penyebaran senyum dan semangat di pagi hari. Tidak hanya pagi hari saja, dalam setiap tindakannya, setiap perbuatannya, dia selalu riang gembira seperti sekarang ini.

Coba juga bayangkan jika dia jadi dokter gigi. Wow, pasti akan banyak pelanggan yang datang dari yang muda-muda hingga kakek-kakek. Bahkan aku sendiri akan datang sebagai pasiennya setiap hari. Hahahaha

Kalau dia jadi pengusaha, pasti banyak rekannya yang menjadi pesaingku dalam merebutkan cintanya. Tapi lagi-lagi sobat, I’M THE LUCKY MAN, today. But maybe, you think that how about tomorrow? Of course, I will hold her on until I die. :p

Sifat ceria dan riang gembira ini ada pada dirinya. Kelak dia akan menjadi kepala rumah sakit yang sifat riangnya itu tidak dibuat-buat. Kelak dia akan menjadi dokter yang selalu menyapa setiap pasiennya dengan senyum yang alami, yang memang ada dalam dirinya sejak kecil, yang inner beauty-nya benar-benar menawan dan menebarkan aura positif pada tiap orang.

Fakta ini tidak mengada-ada. Bagi ku dan bagi teman-teman dekatnya, pasti merasakan itu. Pasti! Bahkan keluargaku pun mengatakan hal yang sama kalau dia itu orang yang riang. :)

Fakta ketiga:
Taukah anda kalau dia punya bakat entrepreneur?

Tidak dipungkirin lagi. Aku anggap dia rajanya wallsticker di kampus Universitas Jember! Mungkin hanya dia yang menguasai pasar wallsticker di universitasnya. Dia melakukan jual beli di tengah-tengah kesibukannya kuliah dan mengejar deadline klinik. Tapi dia melakukannya dengan riang. Aku sendiri gembira mendengar kabarnya karena punya banyak pembeli, barangnya laku dan dia bisa melakukan kulak tiga hari sekali. Wow! No theory, she just does it happily...

Ya, sebagai orang yang bermimpi menjadi pengusaha. Ini menjadi bagian kecil dari proses menjadi entrepreneur. Ini langkah yang juga ditempuh banyak pengusaha sukses, salah satunya adalah Pak Chairul Tanjung. Beliau adalah lulusan FKG UI. Saat mahasiswa, beliau bisa melihat peluang-peluang bisnis seperti saat pertama kali berjualan, beliau menjual modul-modul kuliah bagi mahasiswa lain dengan harga yang lebih murah dari biasanya. Hingga saat ini, beliau telah merajai media televisi Indonesia (Trans TV dan Trans 7), media hiburan Trans Studio Bandung dan Makassar, Raja hotel bintang tujuh Trans, dan menyelamatkan pasar penting dengan menguasai Carrefour yang didedikasikan untuk seluruh rakyat Indonesia. Dengan kepemilikan Carrefour oleh bangsa sendiri, maka usaha mikro akan terselamatkan.
#Woy ini pembahasan My Girlfrined!!! Kok ini malah Pak CT lagi sih yang dibahas???

Oke, kembali ke jalan yang benar.

Bagi seorang dokter gigi, jiwa entrepreneur juga perlu. Untuk apa? Ya untuk mempromosikan diri sebagai dokter. Seorang dokter juga harus bisa memasarkan keahliannya supaya dia menjadi dokter yang laris. Ya gak?

Jiwa entrepreneur ini juga perlu bagi seorang kepala rumah sakit. Untuk apa lagi? Ya jawabanya sama, untuk mempromosikan rumah sakitnya. Mana bisa laris sebuah rumah sakit kalau tidak ada strategi marketingnya? Ya kan?

Jiwa entrepreneur itu ada pada dirinya. Ya, dia telah membuktikan itu. Ada bakat berjualan pada dirinya. Hanya dia perlu meneruskan dan mengembangkan itu untuk mimpinya, apakah ingin menjadi dokter gigi yang sukses dan terkenal, kepala rumah sakit, atau pengusaha.

Fakta keempat:
Taukah anda bahwa dia cantik manis?

Owh, ini absolutely right! Tidak perlu dijelaskan lagi. Dia cantik yang manis. Bagi gue, orang yang cantik doang itu ngebosenin, dipandang 5 menit saja sudah memuakkan. Tapi orang yang cantik manis itu tidak akan habis manisnya walaupun dipandang beribu-ribu tahun lamanya! Hahahaha :D
Orang yang baru pertama kali lihat dia, pasti bakal berkata “Wah, ibumu pasti cantik ya? :)”

O ya, itu sekedar jurus buat cowok-cowok yang masih jomblo dan malu-malu di tahun millenium ini. Kalau ada cewek cantik tapi anda malu berkata padanya untuk memuji kecantikannya. Cobalah anda cukup berkata “Ibumu pasti cantik.” Percayalah guys, kalau itu dikatakan sungguh-sungguh, itu bagai cetar membahana badai. Bukan gombal tapi memang pujian jika anda katakan dari hati anda. Pastinya, si do’i bakal klepek-klepek.

Kembali lagi, dia cantik manis itu bisa dilihat juga dari pengalamanku yang menyedihkan tentang bagaimana awalnya membangun hubungan ini dan mempertahankannya. Pengalaman bagaimana mendapatkan dia, sebaiknya disensor saja karena cukup menyedihkan. Aku harus bersaing dengan seorang yang lebih ganteng dariku. Lalu baru-baru ini, aku hampir kehilangan dia karena ada cowok lain yang mau merebutnya dariku. But, sekali lagi aku bilang: I’M THE LUCKY MAN! Yihaaaa! :D

Selain itu, badannya si do’i juga tinggi langsing bak seorang model atau pragawati lho. Terbukti dia terdaftar sebagai anggota Paskibra Kabupatan Lumajang tahun 2007.

Sengaja aku selipkan sedikit intermezzo yang menggelitik : klik di sini

hehehe... Sorry kalo ente-ente kurang suka. Just sekilas info...

Fakta kelima:
Taukah anda bahwa dia jujur dan lugu?

Dia termasuk orang yang jujur dan lugu. Siapa yang bilang? Tentu saja gue, ibuku, bapakku, mbakku, masku, teman-temanku, semua bilang dia jujur dan lugu. Entahlah ini merupakan kelebihan atau kekurangan. Tergantung dari sisi mana kita menilainya. Yang jelas, Negeri Kita butuh pemimpin yang jujur seperti dia. Sepakat?

Sudahlah, sebenarnya kalau ditulis, masih banyak fakta-fakta lain yang bisa ku ungkapkan beserta bukti-bukti pendukungnya. Mungkin cukup sekian fakta-fakta yang terpenting untuk dia ketahui.
<EndOfFacts>

--love--love--love--love--love--love--love--love--love--love--


For you, My Love:
Hai sayang, Actually, I wanna talk with you in your birthday and our anniversary today... But I can’t do it cause I have to be my place to finish my study soon. But I still want to talk with you. So, I wish that what I wrote here can bring my soul beside you and say somethings important that you must understand.

Sebagai manusia, kita harus menganalisis apa kekuatan kita, kelemahan kita, kesempatan-kesempatan atau keuntungan kita dan juga ancaman yang akan datang dari kita (SWOT). Kali ini, aku hanya ingin membuka kesadaranmu untuk mengenali potensi yang kamu miliki untuk menjadi apa yang kamu cita-citakan.

Ketahuilah, bahwa sudah ada dalam dirimu bakat-bakat yang bisa membawamu kepada cita-citamu. Aku sudah ungkapkan potensi dan kelebihan kamu, termasuk kelemahanmu yang ternyata tidak terbukti benar: telmi.

Ternyata kamu cerdas, cekatan, kamu perhatian, kamu ceria, kamu punya bakat entrereneur, kamu cantik manis, jujur, dan lugu. Bersyukurlah atas semua yang kamu miliki.  
 "Hei, kamu mewarisi sifat-sifat baik Ayahmu dan Ibumu. Apa kamu sadar tentang hal ini? :)"
Sekarang, setelah kamu tau potensi dan kelebihan-kelebihan kamu, jika kamu ada waktu, coba renungkan apa saja kelemahanmu, kesempatan/keberuntunganmu, dan ancamanmu. (Strength, Weakness, Opportuniy, and Threat – SWOT). Renungkan dalam pergantian usiamu sehingga kamu mengerti dan bisa menentukan strategi hidupmu selanjutnya. Tentu aku juga berharap, diriku menjadi salah satu bagian dari opportunity-mu, bukan threat-mu.

Kelak nanti apapun cita-cita kamu, kalau kamu jadi dokter, kamu akan menjadi dokter yang terkenal, hebat, dan peduli terhadap sesama. Jadilah seperti dokter dr. Eka Julianta Wahyoepramono, Sp.BS. Beliau adalah dokter yang peduli terhadap rakyat miskin. Seorang dokter yang mendapat rekor MURI karena menjadi satu-satunya dokter di Indonesia yang membedah batang otak. Kalau kamu menjadi kepala rumah sakit, kamu akan menjadi pemimpin yang jujur seperti Ayahmu, memberikan banyak sekali manfaat bagi banyak orang terutama bagi rakyat kecil. Kalau kamu menjadi pengusaha, kamu akan menjadi pengusaha yang sukses dan berlimapahan rahmat dan berkah yang manfaatnya akan terasa bagi seantero negeri ini seperti Pak Chairul Tanjung, yang awalnya terpaksa jualan modul kuliah karena keterbatasan ekonomi.

Aku berharap tulisan ini bisa membuatmu semangat dan membuatmu lebih percaya akan kemampuanmu sendiri. Jangan takut salah, jangan takut bertindak benar. Lakukan apa yang menurut kamu benar, dan jangan lakukan yang tidak berkenan dihatimu.

Satu lagi, jadilah dokter yang baik, jangan suka memaksa pasienya, jadilah teman yang mendukung teman lainnya ya... Oke...

Di dunia ini banyak orang

Be what do you want to be! For me, It’s amazing life with you in last three years (6 Feb 2010 – 6 Feb 2013). So, I’M THE LUCKY MAN!

SMANGAD! :D
Jangan suka mengeluh,
Kembangkan potensi kamu,
Raih cita-cita kamu!

I love you,
Walau kita tak bertemu, pasti ada sesuatu yang bisa kita syukuri.
Mmmmm... misalnya, aku bisa mengungkapkan banyak hal lewat tulisan daripada bicara gugup didepanmu. Ya kan?


You are the candle light in the darkness.
You are the smile in the sadness.