Jumat, 12 Juli 2013

Hadapi bahaya cadas rumah tangga dengan cerdas!



Ini oleh-oleh waktu gue mengunjungi kantor Infomedia.
Ya, salut juga bagi pemimpin di kantor ini, ngadakan tausiyah tiap hari dari Senin-Kamis setelah ba'da sholat dhuhur. Kebetulan tadi gue masih di sana pas sholat dhuhur, jadi bisa ikut tausiyahnya. Sepertinya semua orang diwajibkan sholat berjamaah dan mendengarkan tausiah di kantor ini selama Ramadan. Luar biasa! Allohu Akbar!

Bagaimana dengan topiknya?
Wow! Pas banget buat gue yang mau nikah bulan Syawal ntar.
Jadi topiknya :
Tentang pernikahan dan menghadapi rumah tangga yang cadas dengan cara cerdas!




Dan di antara tanda-tanda yang membuktikan kekuasaanNya dan rahmatNya, bahawa Ia menciptakan untuk kamu (wahai kaum lelaki), isteri-isteri dari jenis kamu sendiri, supaya kamu bersenang hati dan hidup mesra dengannya, dan dijadikanNya di antara kamu (suami isteri) perasaan kasih sayang dan belas kasihan. Sesungguhnya yang demikian itu mengandungi keterangan-keterangan (yang menimbulkan kesedaran) bagi orang-orang yang berfikir. (Ar-Ruum/30:21)

Menikah adalah gerbang memasuki rumah tangga. Pengen rumah tangga, ya menikah dulu. Menikah itu urusannya dengan iman, bukan dengan materi. Kadan orang berpikir  
"Gue belum siap nikah sebab belum cukup secara materi."
Siapa bilang kesiapan menikah diukur dengan takaran materi? Nggak lah...
Menurut beliau (ustadz ..... lupa), menikah itu hubungannya dengan iman!
Kalau menikah, ya iman harus jadi dasarnya, bukanlah materi.
Kemudian ridlo Alloh-lah tujuannya.
Gue setuju banget, sebab juga di Surat An-Nur ayat 32, Alloh berfirman:
Dan kawinlah laki-laki dan perempuan yang janda di antara kamu, dan budak-budak laki-laki dan perempuan yang patut buat berkawin. Walaupun mereka miskin, namun Allah akan me­mampukan dengan kurniaNya karena Tuhan Allah itu adalah Maha Luas pemberianNya, lagi Maha Mengetahui (akan nasib dan kehendak hambaNya). (An-Nur:32)
Ini iming-iming dari Alloh : " Walaupun mereka miskin, namun Allah akan me­mampukan dengan kurniaNya..." 

Gimana? percaya tidak? kalau tidak percaya, berarti tidak beriman! Nauzubillah... 
Kalau percaya, ya jangan takut miskin ketika menikah... Semoga kita diberikan kemudahan menikah jika kita sudah berniat. Bahkan dimudahkan dalam berniat. aamiin...

Menurut ustadz, ada tiga fenomena kehidupan keluarga:
1. Dua insan saling mencintai dan bertemu dalah sebuah bahtera rumah tangga.
2. Cinta bertepuk sebelah tangan, bertemu dalah rumah tangga.
3. Tidak saling mncintai, tapi menjadi satu bahtera rumah tangga.

Rumah tangga itu :
IMAN JADI DASAR
RIDLO ALLOH TUJUANNYA
SUPAYA MENERUSKAN GENERASI SHOLEH/SHOLEHAH, FUNGSINYA.

Ada beberapa penyebab cadas dalam rumah tangga:
  1. Malas ibadah dan nafkah haram
    • Biasanya sholat suka asal menggugurkan kewajiban, sholat di akhir waktu, dan semacamnya. Kalau sholat sudah tidak benar, maka dijamin keluarga juga berantakan.
    • Nafkah juga harus jelas mana gajinya dan mana bonus atau tunjangannya, kalau ada yang tidak jelas dari mana datangnya, itu akan berpotensi menjadi nafkah haram.
  2. Mengunggulkan diri dan merendahkan pasangan.
  3. Campur tangan orang tua dan mertua
    Kadang memang kelihatan mudah kalau tinggal serumah atau berdekatan dengan orang tua atau mertuan. Tapi, lama-lama bisa jadi timbul celentukan dari ortu/mertua
    "eh, suami kamu tuh kok dia kayak gitu ya?"
    "eh, istri mu itu lho mbok disuruh belajar masak..."
    Nah ini bisa jadi cadas nantinya.
  4. Buruk sangka dan lebih percaya pihak ketiga (teman, keluarga, dll).
    Buruk sangka misalnya suatu saat, karena diangkat jabatanya suaminya, makan penampilan suaminya menjadi berubah lebih harum. Munculah kecurigaan dari istri.
    "Kok sekarang tambah wangi?"
    "Iya Ma, Papa diangkat dibagian marketing, jadi kalau ketemu client harus wangi?"
    "Ketemu client apa klien?" sindir sang istri.
    Nah kemudian istrinya curhat ke teman cowoknya.
    Biasa lah... klo istri curhat ke seorang cowok, cowok tersebut bagai Dewa Pujangga, sabaaar... kaleeeem... menanggapi dengan hati-hati, padahal ada maksud terselubung.
    Begitu juga kalo suami curhat ke seorang cewek, wah si cewek tadi bisa menjelma bak Dewi Shinta, sabaaar... kaleeeem... dan semacamnya. Padahal juga punya maksud terselubung. Makannya kalau curhat liat-liat dong, curhat ke Alloh saja.
  5. Boros dan tidak bisa mengatur keuangan.
    Ya, keuangan memang sangat sensitif dalam rumah tangga, harus pinter-pinter ngatur keuangan.

Dampaknya apa?
1. Gak tenang
2. Hilang kehangatan
3. Mencari pelarian
4. Anak jadi korban dan tidak terurus

Bagaimana solusinya? Poles cadasnya bagai teh uwuh.
Wedang uwuh itu wedang yang seperti sampah. Dibuat dari berbagai macam dedaunan.
Terbuat dari beberapa bahan seperti jahe, kayu manis, daun secang, dll. Apakah bahan tersebut bisa dimakan sendiri-sendiri? Bisa tapi tidak enak, nah supaya enak maka di campurkan dengan bahan-bahan lain dalam air hangat. Keluarga pun seperti itu, kita tidak bisa hidup sendiri, butuh pasangan yang berbaur dalam satu kehangatan rumah tangga.

Cara-caranya:
  1. Memaafkan pasangan,
  2. Layani pasangan.
    Pasangan kita bukan budak kita, tapi kitalah yang menjadi budak pasangan kita.
  3. Pancarkan mata air ibadah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar