Pernah gak mengalami atau menyaksikan kekalahan, baik diri sendiri maupun orang lain. Kadang tanpa sadar kita ngomong:
"Ah, ini gara-gara stick-nya nih gak beres!"
yaudah atuh.. besok elu bawa stik sendiri ya dari rumah..
"Gue gak punya duiit.."
"Ah gue kalah karena komputer gueh lemoooot"
yaudah, ntar komputernya di bungkus..
"Ah, elu sih pake senjata AWP"
Nah elu juga make tadi kan?
"Ah, elo sih make Barca, jangan make Barca donggg! Tim itu gak bisa dikalahin."
iya udah, gue make Madrid deh.. (sama aja ada CR7)
"Ah, elu sih pake bot! coba duel!"
hehehe... gak pake bot aja kalah, apalagi pake bot.
Nah, kadang kalau sudah kepepet, seseorang bakal bilang,
"Maklum.. hari ini gue ngalah bro.."
Wah, terima kasih sudah mengalah beberapa kali... hehe
Jangan
lah anda bilang "Iya benar, saya pernah menemui orang seperti itu."
Tapi ingatlah kembali apakah anda sendiri pernah mengalami seperti itu?
Setiap dari kita pasti pernah mengalami masa-masa itu. Kenapa gue
menulis ini? Karena 100% gue pernah mengalaminya. Dari kecil kita akan
mengalaminya, tidak dipungkiri sifat ini ada dalam diri manusia. Saya
yakin! Hal yang membedakan adalah seberapa lama masa itu ada dalam diri
kita. Sampai kita remaja kah? dewasa kah? tua kah? Gue akui, gue juga
pernah begitu. Inilah yang dinamakan meng-kambing-hitam-kan kekalahan.
Sampai
akhirnya gue belajar sedikit-sedikit dari kakak gue, namanya Mas
Indrawan. Dia sering ngajak duel PES, biasanya dia nantang Barca gue
make Chelsea-nya. Gue kalah, marah-marah tuh gue.. Nyalahin stik PES dan
sebagainya, ini lah, itu lah, karena belum makan lah, listrik lah,
harinya gak bener lah, bau kentut lah, apa lah pokoknya semua jadi
kambing hitam. hahaha
Lalu
gue, eh jangan pake kata "gue" deh, pake kata "saya" aja. Akhirnya saya
merefleksi diri, memahami cara bagaimana sikap menerima kekalahan. Ya
dari Masku itu. Dia kalau kalah, tidak bakal menyerah sampai saya
sendiri yang capek meladeni. Tapi kadang dia menyerah... "Sudah, aku
menyerah...."
Kalau
saya yang kalah, kalah beberapa kali, dia pasti memberikan saya
kesempatan untuk istirahat. "Wes Des, kesok maneh.." Begitu dewasanya
dia memahami kondisi seseorang yang terkalahkan.
Itu yang aku pahami! Dan membuat saya berubah!
Ketika
saya kalah, sekarang saya tau bagaimana caranya agar mood saya kembali
bangkit lagi. Itu sangat mudah, dan hanya orang-orang yang pernah
nglawan PES dengan saya yang tau, karena itu rahasia perusahaan.
Sekarang,
saya lebih tenang menghadapi kekalahan, misalnya ketika lawan Mas Jaka
maen PES. Kemudian kalah, ya terima-terima saja. Namanya saja
pertandingan. Toh, pada akhirnya saya lebih sering menang. hehe. :P
Begitu
juga saat melawan Bayu maen PES. Kalah telak empat kali main, empat
kali kalah. Dan saya pun mengakui kehebatannya. Saya yakin roda selalu
berputar, kadang di atas kadang di bawah. Keyakinan saya terbukti,
besoknya saya menang telak 4 kali main, empat kali menang. Oh yeah!
Ternyata tidak sehebat yang kubayangkan, masih bisa dikalahkan kok. Telak pula.
Rupanya
Bayu juga telah memahami bagaimana cara menghadapi kekalahan. Dia
dengan tenang, dan sabar menghadapi kekalahan tanpa banyak bicara. Yang
saya dengar darinya hanya kata "Kamu beruntung malam ini, Dez."
Saya
pun menanggapinya dengan positif. Kata-kata itu benar. Keberuntungan
adalah salah satu yang menentukan kemenangan. Ketahuilah, di hari saat
Chelsea menjuarai liga champion, seakan-akan hari itu banyak orang
mengakui bahwa Dewi Fortuna sedang menyelimuti langit nan biru.
Ehem,
di dunia ini, kita tidak boleh sombong terhadap orang lain. Roda terus
berputar, dan pastinya ada langit di atas langit. Itu pesan ibu bapak
yang sampai sekarang saya ingat.
Roda
berputar, sekarang kita menang, besok belum tentu menang. Apalagi dalam
jangka waktu yang lama, lawan sudah banyak berlatih sedangkan kita bisa
saja lalai karena glory. Karena itulah banyak orang bilang, mempertahankan gelar lebih susah daripada merebut kemenangan.
Lagi,
kita harus mengenal di atas langit ada langit. Maksudnya, di atas
kehebatan kita sekarang, masih ada yang lebih hebat di atas kita.
Mungkin kita hebat di satu bidang, tapi tidak hebat dibidang lain. Mungkin kita dikenal sebagai pemain berteknik tinggi, tapi dalam permainan tim, kita malah terlihat biasa saja. Seperti CR7 (Christiano Ronaldo) misalnya. Dia punya teknik tinggi, tapi kerja sama tim di negaranya sangat buruk, alhasil prestasi pun tak nampak. Dan ingat, sehebat apapun kita di bumi ini, jangan lupa, kita belum ada apa-apanya
di hadapan Tuhan.
Idealnya,
kita tidak boleh sombong. Ingatlah selalu untuk merendah. Misal seperti
teman saya pernah berkata, "Aku gak bisa main lho.. gimana caranya?"
Setelah itu, dia minta diajarin cara mainnya. Padahal sejatinya dia
jagoan dalam permainan itu. Hal ini bisa membuat mental musuh
benar-benar jatuh lho! Percayalah, it's work! Ini strategi nyata!
Coba
bayangkan kalau kita sombong terlebih dahulu, kita pasti akan terbebani
untuk mempertanggungjawabkan kehebatan kita. Kalau menang, okelah aman.
Tapi kalau kalah, malah bikin malu. Dengan sikap merendah, kita menjadi
tidak terbebani dalam permainan. Kalau kita kalah, ya lawan kita bakal
memaklumi kita dengan senang, lha wong kita dikenal tidak bisa main. Dan kita pun akan diajarinya lebih banyak
lagi. :D
Begitu
kira-kira teman-teman pengalaman yang bisa gue bagikan. Sekarang
marilah kita berbenah, menjadi pribadi yang lebih berkualitas.
Berkualitas dalam attitude (sikap) sangat menguntungkan buat diri
kita maupun buat kehidupan sosial kita di masyarakat. So, jangan
memelihara kambing hitam ya... Kita sembelih saja dan dijadikan sate. Enak tau! haha
Oke.. Terima kasih sudah membaca. Semoga bermanfaat buat semuanya ya. Amin
SMANGAD! :D
-Rodez-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar